Cara Kerja Mesin Pemerah Susu Sapi
Mesin Pemerah Susu Sapi |
Ketika Anda mengambil satu liter susu dari toko, Anda mungkin tidak mempertimbangkan bagaimana susu itu sampai di sana. Tentu saja, kita semua tahu bahwa susu berasal dari sapi, tetapi bagaimana dengan kerja keras yang dilakukan untuk membesarkan, memberi makan, hingga memerah susu mereka?
Produksi susu telah berkembang jauh sejak pemerahan susu sapi dilakukan secara manual menggunakan tangan. Karena kapasitas pemerahan susu sapi secara manual ini memiliki keterbatasan dalam sisi kuantitas, maka pemerahan susu sapi untuk peternakan kapasitas besar menggunakan mesin pemerah susu sapi.
Saat ini, mesin digunakan untuk membantu peternak memerah susu beberapa sapi sekaligus. Mesin pemerah susu sapi mempercepat proses pemerahan dengan menghasilkan rata-rata 15.837 liter (9.000 liter/2.377 galon) dari setiap sapi per tahun.
Namun meskipun menggunakan mesin pemerah susu sapi nyatanya peternak tidak melakukannya dengan mudah. Peternak juga tetap melakukan rutinitas harian yang panjang dan menuntut pemberian makan serta perawatan kandang.
Artikel ini akan fokus membahas bagaimana cara kerja mesin pemerah susu dari sisi komponen hingga cara kerjanya.
Apa itu Mesin Pemerah Susu Sapi
Selandia Baru dan Australia bagian Selatan dikenal dengan negara yang memproduksi susu dengan kualitas terbaik. Di Selandia Baru, mesin pemerah susu sapi ini dikenal dengan istilah pulsator vacuum system.
Komponen Mesin Pemerah Susu Sapi
Komponen Mesin Pemerah Susu Sapi |
Pompa pemerah susu sapi |
Pulsator mesin pemerah susu sapi |
Teat cup mesin pemerah susu sapi |
Vakum meter mesin pemerah susu sapi |
Wadah penampung susu sapi |
Cara Kerja Mesin Pemerah Susu Sapi
Cara Kerja Mesin Pemerah Susu Sapi |
Proses Pemerahan Susu Sapi
Ketika tiba waktunya untuk diperah, sapi-sapi itu berkumpul di luar kandang dan masuk satu per satu di kedua sisinya. Begitu mereka berdiri di tempat pemerahan, peternak membersihkan kandang mereka dan mengambil susu untuk memastikan bahwa susu itu bebas dari darah dan kotoran lainnya.
Selanjutnya, tandan cup dot terpasang, dan sapi dibiarkan diperah. Diperlukan beberapa menit bagi udara vakum untuk memeras semua susu, kemudian ketika tidak ada lagi yang tersisa, pengisapan berhenti dan cup dot secara otomatis terlepas.
Karena puting susu sapi membutuhkan waktu 30 menit untuk menutup kembali, petani mengolesi yodium ke puting sapi untuk mencegah infeksi. Kemudian sisa peralatan pemerahan dibersihkan dan disterilkan juga.
Jika seekor sapi sakit, susunya akan dipisahkan dari yang lain dan dibuang atau diberikan kepada hewan lain di peternakan. Namun demikian, susu di tangki masih diuji setiap kali dikumpulkan, untuk memastikan tidak ada antibiotik atau kotoran lainnya. Jika ada, maka seluruh persediaan harus dibuang karena tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
Pemberian Pakan Berteknologi Tinggi
Dalam hal mendapatkan dosis harian pelet protein, yaitu suplemen yang menambahkan protein, vitamin, dan mineral penting ke dalam makanan sapi, maka setiap sapi akan menerima porsi yang dibuat khusus. Ini dikendalikan oleh stasiun pemberian pakan otomatis, yang menggunakan antena untuk mengenali setiap sapi berdasarkan sinyal yang diterima dari transponder yang diikatkan di lehernya.Transponder juga terhubung ke mesin pemerah susu, dan mencatat jumlah susu yang dihasilkan sapi setiap hari. Stasiun pemberian makan menggunakan data ini, ditambah informasi tentang kapan sapi terakhir memiliki anak, untuk mengetahui berapa banyak pelet protein yang harus diterimanya untuk meningkatkan produksi susu. Selain memudahkan peternak, sistem ini juga berguna untuk memantau kesehatan sapi. Berat makanan yang tersisa di bak setelah makan digunakan untuk menghitung berapa banyak sapi yang telah makan. Jika mereka tidak cukup makan maka peternak akan diberitahu, karena ini bisa menjadi tanda kesehatan yang buruk.
Kesimpulan
Bukan hanya susu yang diproduksi di peternakan sapi perah. Sapi jantan dipelihara untuk diambil dagingnya untuk memberi peternak sumber pendapatan tambahan, dan tanaman ditanam sebagai sumber makanan bagi ternak.
Pertanian organik akan tetap menggunakan pupuk alami, seperti kotoran sapi, dan tidak ada yang lain untuk menyuburkan tanaman, sementara pertanian konvensional mungkin menggunakan pestisida dan pupuk buatan untuk membantu pertumbuhan.
Menjalankan peternakan sapi perah tentu memakan waktu dan tenaga, jadi lain kali saat Anda menuangkan susu ke sereal Anda, pikirkan tentang sapi dan peternak sapi perah yang sudah susah payah menyediakannya untuk Anda.
Referensi :
Food and Agriculture Organization of The United Nations. Milking Machines and Equipments
Komentar
Posting Komentar
Platform cara kerja memberikan kebebasan bagi pengunjung untuk memberikan saran, masukan, kritik atau komentar. Anda juga boleh memberikan link untuk backlink. :) Namun tolong pergunakan kata-kata yang baik dan sopan.